Hatiku lebih terluka!

Berpuluh tahun aku merasakannya
Hingga kini
Ketimpangan...masih ada

Kenapa?

Kalimat bertanda itu, samar bergelayut diantara pelipis dan bau keringatku  
mengancam antara estetika dan pintu neraka
Meskipun pernah terlontar sewaktu hijaunya ingus masih senang bermain-main dihidungku
keluguanku terbungkam karena beberapa jari tiba-tiba membekas tiruannya, tepat! beberapa mili centi diatas bibirku
Hanya karena sebuah tanda tanya

Sejak itu darahku dicap oleh perempuan yang bagiku adalah setengah Tuhan, tak layaklah surga-surga itu untukku
Meski tak sebenar-benarnya dia membenci, tapi serapah telah membadai di pelataran langit para Malaikat
Dan aku bukanlah hitungan prioritasnya, tentang hal-hal yang harus dia bagi

Bukan..! bukan aku serakah tentang berapa nominalnya
Hanya terkadang hatiku sentimen, ingin sesekali berada dalam daftar yang harus dikhawatirkannya

Darahku liar mengembara, keras membentukku
Logika surga neraka trus meracau tatkala sesekali cemburu menyentilku
Seiring sobekan kertas kalender, aku belajar pada alam disetiap tapakku

Ikhlas, berulangkali materi pelajaran itu memecutku
Hingga semalam..
terguguklah perempuan penyambung surga itu, membungkus kesalahannya
Mungkin tak ingin diakuinya, si bukan prioritas telah sedikit mampu menjadi sandaran, bukan mereka.
Sedang hatiku lebih terluka!


Hari yang rumit, Taiwan 2016

0 Response to "Hatiku lebih terluka!"